BREAKING NEWS

Mengapa China Disebut Tiongkok di Indonesia?: Asal Usul Nama Tiongkok

Mengapa China Disebut Tiongkok di Indonesia?: Asal Usul Nama Tiongkok

Misteri Nama Tiongkok di Indonesia

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa orang Indonesia sering menyebut China sebagai "Tiongkok"? Istilah ini bukan sekadar terjemahan, melainkan memiliki akar sejarah yang panjang dan kaya.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi asal usul nama Tiongkok, bagaimana istilah ini masuk ke Indonesia, dan mengapa penggunaannya menjadi resmi hingga hari ini. Yuk, simak sejarah nama China di Indonesia yang menarik ini!

Awal Mula Nama Tiongkok

Istilah "Tiongkok" berasal dari dialek Hokkien, yaitu "Tiong-kok," yang secara harfiah berarti "Kerajaan Tengah." Nama ini mencerminkan pandangan historis masyarakat Tionghoa bahwa negaranya adalah pusat peradaban dunia.

Sejak abad ke-7, pedagang Tionghoa dari wilayah Fujian—yang banyak menggunakan dialek Hokkien—mulai berdagang di Nusantara, termasuk di wilayah yang kini menjadi Indonesia.

Para pedagang ini membawa serta istilah "Tiong-kok" untuk merujuk pada tanah air mereka. Lama-kelamaan, istilah ini diadaptasi oleh masyarakat lokal di Nusantara, terutama di kalangan pedagang dan komunitas Tionghoa yang menetap. Inilah cikal bakal pengaruh budaya Tionghoa dalam penamaan negara China di Indonesia.

Istilah "Cina" Mulai Populer

Selama masa kolonial Belanda, istilah "Cina" mulai lebih sering digunakan untuk merujuk pada China. Istilah ini berasal dari bahasa Sanskerta "Cina" atau "Chin," yang sudah dikenal sejak zaman kuno melalui jalur perdagangan India.

Belanda, yang memiliki pengaruh besar di Nusantara, mempopulerkan istilah ini dalam administrasi dan komunikasi sehari-hari.

Namun, penggunaan "Cina" sering kali membawa konotasi negatif, terutama pada masa-masa diskriminasi terhadap etnis Tionghoa di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa istilah tersebut kemudian diganti secara resmi.

Tiongkok Menjadi Nama Resmi

Pada tahun 1949, setelah kemerdekaan Indonesia, Presiden Soekarno mengeluarkan kebijakan untuk menggunakan istilah "Tiongkok" sebagai nama resmi negara China.

Keputusan ini diambil untuk menghormati nama asli negara tersebut sesuai dengan bahasa Mandarin, yaitu "Zhongguo," yang berarti "Negara Tengah."

Langkah ini juga menjadi simbol hubungan diplomatik yang erat antara Indonesia dan China pada masa itu. Soekarno ingin menunjukkan sikap saling menghormati dan mempererat hubungan bilateral dengan negara-negara Asia lainnya.

Sejak saat itu, "Tiongkok" menjadi istilah yang digunakan dalam dokumen resmi, media, dan pendidikan di Indonesia.

Menghapus Konotasi Negatif "Cina"

Setelah era Reformasi 1998, pemerintah Indonesia kembali menegaskan penggunaan "Tiongkok" untuk menghapus stigma negatif yang melekat pada istilah "Cina".

Istilah "Cina" sering diasosiasikan dengan diskriminasi terhadap etnis Tionghoa selama Orde Baru, sehingga pergantian ini menjadi bagian dari upaya rekonsiliasi budaya.

Kebijakan ini juga mencerminkan semangat inklusivitas dan penghormatan terhadap komunitas Tionghoa di Indonesia, yang telah berkontribusi besar dalam bidang ekonomi, budaya, dan sosial.

Hubungan Indonesia-Tiongkok di Era Modern

Hingga kini, hubungan Indonesia dan Tiongkok terus berkembang, terutama di bidang perdagangan, investasi, dan budaya. Penggunaan istilah "Tiongkok" tetap relevan sebagai bentuk penghormatan terhadap identitas negara tersebut.

Bahkan, banyak festival budaya Tionghoa seperti Imlek kini dirayakan secara terbuka di Indonesia, menunjukkan harmoni budaya yang semakin erat.

Mengapa Istilah Ini Penting?

Nama "Tiongkok" bukan sekadar penyebutan, tetapi juga simbol hubungan historis dan budaya antara Indonesia dan China. Memahami sejarah Tiongkok di Indonesia membantu kita menghargai keragaman budaya dan pengaruh perdagangan yang telah membentuk identitas bangsa.

Istilah ini juga menjadi pengingat bahwa hubungan antarnegara sering kali dimulai dari interaksi sederhana seperti perdagangan dan pertukaran budaya.

Istilah "Tiongkok" yang digunakan di Indonesia berasal dari dialek Hokkien "Tiong-kok," yang dibawa oleh pedagang Tionghoa sejak abad ke-7. Istilah ini menjadi resmi sejak 1949 atas kebijakan Soekarno, sebagai bentuk penghormatan terhadap identitas China dan untuk mempererat hubungan diplomatik.

Pasca-Reformasi, penggunaan "Tiongkok" juga menjadi langkah untuk menghapus konotasi negatif dari istilah "Cina." Hingga kini, nama ini tetap digunakan sebagai simbol hubungan budaya dan historis antara Indonesia dan Tiongkok.

Ingin tahu lebih banyak tentang pengaruh budaya Tionghoa di Nusantara? Simak artikel kami lainnya tentang Sejarah Perdagangan Tionghoa di Indonesia dan bagikan pendapat Anda di kolom komentar!

Tiongkok China Soekarno Tionghoa
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar